Rasa tidak percaya diri (insecurity) dan trauma masa lalu dapat disembuhkan, namun kuncinya bukan hanya pada terapi, melainkan pada perubahan pola pikir yang berani menerima ketidaksempurnaan dan berfokus pada ambisi sebagai amunisi untuk terus bertumbuh. Menurut Cinta Laura, selebritas yang dikenal memiliki ambisi tinggi, rasa percaya diri sejati lahir dari kemauan untuk berenang (terus berjuang) di tengah "kolam" rasa takut, bukan memilih untuk tenggelam.
Mengatasi Rasa Insecurity dan Kritik
Insecurity seringkali muncul karena adanya perbandingan—melihat orang lain memiliki sesuatu yang kita tidak miliki—yang memicu rasa kurang dan tidak cukup.
Mengabaikan Kritik yang Tidak Berbasis: Ketika seseorang dikritik atau diledek (misalnya, dibilang "sok Inggris" saat mencoba berbahasa Inggris), itu seringkali menunjukkan bahwa orang yang mengkritik merasa terintimidasi atau insecure akan kemampuan baru yang Anda miliki. Ambil kritik hanya dari orang yang memiliki basis kuat atau telah mencapai titik yang Anda tuju; selebihnya, abaikan.
Mengubah Mindset Terhadap Bully: Pelaku bullying adalah individu yang sendirinya pernah disakiti dan tidak tahu bagaimana melampiaskan amarah dan kekecewaan mereka. Untuk mengatasi trauma bullying, lakukan perubahan pola pikir (mind shift) dengan mengasihani mereka. Dengan mengasihani, Anda dapat memaafkan dan akhirnya terbebaskan dari beban dan rasa sakit yang mereka tanamkan.
Ambisi sebagai Amunisi: Jangan biarkan ambisi dijadikan musuh. Ambisi adalah amunisi terbaik yang membuat seseorang mampu memilih untuk bangkit dan terus berusaha setiap kali mengalami kegagalan. Ambisi yang sehat akan mendorong Anda untuk belajar, berkembang, dan menjadi pencipta realitas yang diinginkan.
Filosofi Say No dan Willpower
Keputusan sulit dalam hidup, seperti mengatakan "tidak" (say no) pada distraksi atau permintaan orang lain, sering memicu konflik eksternal (diserang atau dikritik). Namun, mengatakan "ya" pada hal yang tidak diinginkan akan memicu konflik internal (perasaan tidak nyaman atau tidak jujur pada diri sendiri).
Pilihan Diri Sejati: Seseorang harus memilih konflik mana yang ingin ia hadapi. Jika ambisi sudah kuat, seseorang harus berani mengisolasi diri dari distraksi sosial yang tidak mendukung tujuan.
Willpower di Atas Kesedihan: Saat berada di titik terendah, jangan berfokus pada rasa sedih, putus asa, atau kekecewaan, karena itu akan membuat Anda tenggelam. Ambisi dan kekuatan kemauan (willpower) harus jauh lebih besar daripada rasa sakit tersebut. Seseorang harus memilih untuk terus berenang (keep going) meski merasa takut atau tidak nyaman, karena ketidaknyamanan adalah kunci pertumbuhan.
Melawan Kesempurnaan: Di industri yang menuntut kesempurnaan, seseorang harus berani melepaskan tuntutan untuk menjadi sempurna (being perfect) dan memilih untuk menjadi otentik (being real). Dengan menerima kekurangan diri, ambisi diarahkan untuk mengasah kemampuan dan kapasitas, bukan untuk memuaskan ekspektasi orang lain.
Rutinitas Sederhana untuk Kesehatan Mental
Untuk menjaga hati yang tenang dan pikiran yang jernih, seseorang harus memprioritaskan diri sendiri, terutama di pagi hari:
Aksi Pertama Tanpa Gawai: Rutinitas ini dimulai dengan memastikan 45 menit pertama setelah bangun tidur dihabiskan tanpa mengecek gawai sama sekali. Hal ini mencegah pikiran langsung disapa oleh dunia maya yang memicu perbandingan, kecemasan, dan kegelisahan.
Aktivitas Ketenangan: Gunakan waktu ini untuk merefleksi melalui aktivitas ringan seperti stretching, meditasi dengan musik, atau menyiapkan minuman sehat. Ini adalah cara untuk mengisi kembali (recharge) ketenangan mental.
Kembali ke Alam: Ketenangan didapatkan melalui kontemplasi di tengah alam. Jika tidak bisa sering ke alam, grounding dapat dilakukan dengan meluangkan waktu di bawah pohon, di tepi kolam, atau bahkan berinteraksi dengan hewan peliharaan (seperti kucing).
Kesimpulan: Rasa percaya diri bukan muncul karena seseorang sempurna atau tidak pernah gagal, melainkan karena konsistensi dan tanggung jawab terhadap potensi diri. Dengan menganggap hidup sebagai "permainan" yang harus dimainkan hingga akhir, setiap kesulitan adalah peluang untuk berproses dan menjadi lebih baik.
Posting Komentar