Anggapan bahwa "90% penyakit berasal dari pikiran" adalah mitos yang menyesatkan. Namun, penting untuk dipahami bahwa kondisi pikiran dan mental memiliki peran krusial dalam proses kesembuhan dan dapat memicu gangguan fisik. Dokter Tirta menjelaskan bahwa tugas utama dokter adalah mengendalikan dan mencegah penyakit menjadi lebih parah, sementara kesembuhan sejati datang dari diri pasien itu sendiri, terutama sistem imunitasnya, yang sangat dipengaruhi oleh pikiran.
Mitos vs. Fakta: Pikiran dan Kesembuhan
| Pernyataan | Status | Penjelasan Ilmiah |
| 90% penyakit dari pikiran. | Mitos | Penyakit datang dari berbagai faktor (genetik, infeksi, gaya hidup). Namun, faktor kesembuhan dan imunitas pasien sangat dipengaruhi oleh pikiran. Pikiran yang optimis membantu tubuh bergenerasi dan pulih. |
| Gangguan kecemasan (anxiety) dilarang olahraga. | Tergantung | Olahraga adalah mekanisme meditasi aktif yang efektif untuk mengelola kecemasan, bukan dilarang. Aktivitas fisik membantu mengurangi intensitas anxiety (selain jika sudah parah dan harus dengan intervensi profesional). |
| Pikiran dapat membunuhmu. | Fakta | Pikiran yang terlalu insecure atau overthinking (masalah mental) dapat meningkatkan hormon stres (kortisol). Peningkatan kortisol yang kronis dapat mengganggu keseimbangan hormon, memicu hiperglikemia, dan memperburuk kondisi fisik. |
Mengelola Kecemasan (Anxiety) dan Overthinking
Gangguan kecemasan dan overthinking dapat dikelola dengan mencari mekanisme koping (mekanisme mengatasi masalah) yang tepat, bukan dengan self-diagnose atau mengandalkan informasi yang tidak terverifikasi.
Meditasi Aktif: Olahraga jarak jauh (long run), yoga, angkat beban, atau aktivitas fisik lain dapat berfungsi sebagai saluran pelepasan stres (meditasi aktif). Ini membantu mengalihkan pikiran dari kecemasan akan masa depan (insecure atau overthinking).
Mencari Saluran Koping Lain: Bagi yang tidak cocok dengan olahraga, koping bisa dilakukan melalui meditasi diam, berendam, atau sauna. Intinya adalah mencari aktivitas yang dapat mengistirahatkan pikiran dan memulihkan hormon keseimbangan.
Hormon Stres: Rasa tidak aman dan overthinking akan meningkatkan hormon stres. Stres berkepanjangan dapat mengganggu sistem metabolisme dan memperlambat proses pemulihan penyakit apa pun. Oleh karena itu, optimisme dan lingkungan yang suportif sangat penting.
Kaitan Gaya Hidup dan Kesehatan Fisik
1. Kopi dan Jantung
Minum kopi dapat menyebabkan jantung berdebar (palpitasi) karena kafein meningkatkan aktivasi saraf simpatis, yang memicu sedikit kenaikan tekanan darah dan detak jantung.
Peringatan: Kopi ramah bagi penderita penyakit jantung asalkan tidak memiliki gangguan irama jantung (aritmia) atau hipertensi stadium 2 (tekanan darah di atas 160).
Wajib Konsultasi: Penderita aritmia harus rutin check up EKG dan berkonsultasi dengan dokter jantung sebelum mengonsumsi kafein karena berisiko memicu gangguan irama jantung yang parah.
2. Ngantuk Setelah Minum Kopi
Minum kopi namun tetap mengantuk menandakan tubuh mengalami kelelahan (sleep debt) atau pola tidur yang berantakan. Kopi hanya berfungsi sebagai dorongan kafein untuk meningkatkan adrenalin dan membuat tubuh siaga (stand by). Jika tubuh sudah terlalu lelah, dorongan kopi tidak akan mempan, dan tubuh akan tetap meminta tidur.
3. Cedera dan Olahraga
Penderita cedera seperti hernia atau ambeyen (hemoroid) tidak boleh langsung melakukan olahraga berat atau angkat beban pasca-operasi. Olahraga seperti deadlift atau sprint meningkatkan tekanan intra-abdomen. Peningkatan tekanan ini dapat memicu hernia kambuh jika lapisan otot belum pulih. Kapan boleh berolahraga kembali harus ditentukan oleh dokter bedah yang menangani, dimulai dengan latihan ringan (start slow).
Kesimpulan: Faktor kesehatan adalah multifaktorial. Meskipun pikiran bukan satu-satunya penyebab penyakit, mengelola pikiran yang sehat, menjauhi stres, dan memiliki gaya hidup seimbang adalah kunci penting yang membantu tubuh memulihkan diri dari berbagai gangguan fisik.
Posting Komentar