Menggugat Mitos "Masuk Angin": Penyakit Sejati Adalah Kekalahan Sistem Imun

https://www.pexels.com/id-id/foto/dokter-obat-kedalaman-lapangan-jarum-suntik-12046133/

Di Indonesia, istilah "masuk angin" sering menjadi kambing hitam untuk beragam keluhan mulai dari sakit kepala, pegal-pegal, mual, hingga nyeri sendi. Namun, pandangan ini adalah salah kaprah besar. Menurut Dr. Gia Pratama, tidak ada diagnosis medis yang secara spesifik disebut "masuk angin." Keluhan-keluhan tersebut sebenarnya adalah gejala awal dari penyakit yang disebabkan oleh mikroba—bakteri, virus, atau jamur—yang berhasil mengalahkan pertahanan utama tubuh, yaitu sistem imun.


Tiga Jenis Penyerang Mikroba

Untuk menurunkan risiko infeksi, penting untuk memahami cara kerja para penyerang ini:

  1. Bakteri: Tidak menyerang sel tubuh, melainkan mengambil nutrisi (resource) dari sel untuk berkembang biak melalui pembelahan diri (satu jadi dua, dua jadi empat). Contohnya adalah TBC, tipes, dan bisul. Bakteri sangat suka gula, oleh karena itu penderita diabetes rentan mengalami luka yang sulit sembuh karena gula darah berlebih menjadi makanan utama bakteri.

  2. Virus: Bersifat spesifik dan membajak mesin sel untuk memperbanyak diri. Virus akan masuk ke dalam sel inang, membelah diri menjadi ratusan, memecahkan sel, dan menyebar ke sel lain. Contohnya adalah COVID-19, HIV, dan hepatitis B.

  3. Jamur: Suka tumbuh di tempat lembap pada tubuh, seperti ketiak dan lipatan paha.

Cara paling efektif untuk mengurangi paparan mikroba adalah dengan menjaga sanitasi dan kebersihan diri, termasuk mandi rutin dan mencuci tangan sebelum makan.


Pentingnya Imunitas: Jangan Terlalu Cepat Menurunkan Demam

Tubuh kita memiliki pasukan pertahanan luar biasa bernama sel darah putih atau leukosit yang terus-menerus berjuang melawan mikroba. Sebagai pemilik tubuh yang bijaksana, kita harus membantu sistem imun agar tetap kuat.

Rumus untuk menjaga imunitas terbagi dua:

  1. Imunitas Spesifik: Dibentuk melalui vaksin (seperti HPV, campak, cacar).

  2. Imunitas Umum: Ditopang oleh tiga pilar utama: Nutrisi yang cukup, olahraga yang rutin, dan istirahat yang cukup.

Ketika mikroba berhasil menginfeksi, respons alami tubuh adalah meningkatkan suhu (demam) sebagai garis pertahanan pertama (first line of defense) untuk membunuh bakteri dan virus. Oleh karena itu, jangan langsung menurunkan demam di hari pertama. Tindakan yang lebih bijaksana adalah membiarkan sistem imun bekerja dengan baik sambil memenuhi kebutuhan cairan (40 cc/kg berat badan per hari), kompres, dan istirahat.

Bahaya Overmedikasi

Penggunaan obat penurun demam (overmedikasi) tanpa indikasi yang tepat dapat merusak organ tubuh krusial:

  • Parasetamol: Bekerja berat pada hati, yang merupakan organ terbesar dengan ratusan fungsi metabolik. Kerusakan hati (sirosis hepatis) dapat terjadi jika kecepatan kerusakan lebih cepat daripada regenerasi selnya.

  • Ibuprofen: Bekerja berat pada ginjal, yang berfungsi membuang sisa metabolisme (ureum dan kreatin). Penurunan fungsi ginjal dapat menyebabkan racun dalam darah merusak otak dan jantung.

Semua zat dapat menjadi makanan, obat, atau racun, tergantung pada dosisnya. Kebijaksanaan dalam menjaga gaya hidup dan tidak sembarangan minum obat adalah kunci untuk menjaga fungsi hati dan ginjal tetap optimal.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama