Hampir seluruh karyawan (71%) pernah memiliki pengalaman bekerja di bawah pimpinan yang toksik atau buruk. Pengalaman traumatis ini tidak hanya berhenti di kantor; karyawan yang menghadapi pimpinan buruk sering mengalami mimpi buruk, niat untuk mengundurkan diri, dan terus-menerus memikirkan masalah pekerjaan bahkan saat berada di rumah. Secara bisnis, masalah ini berbiaya sangat mahal, menyebabkan hilangnya produktivitas dan, yang lebih parah, menghalangi ide-ide brilian untuk tersampaikan karena karyawan terlalu takut untuk bersuara.
Fenomena ini tersebar luas karena adanya kondisi yang disebut Kebutaan Kekuasaan (Power Blindness). Ini adalah keadaan di mana seseorang kehilangan perspektif tentang bagaimana rasanya menjadi bawahan saat ia mencapai posisi kekuasaan. Pimpinan yang mengalami hal ini menjadi tidak lagi peka terhadap nada bicara, intonasi, atau bagaimana penolakan ide yang cepat dapat merusak hari seseorang. Ditambah lagi, bawahan cenderung berhenti mengatakan kebenaran dan bahkan tertawa pada lelucon buruk pimpinan, menciptakan distorsi realitas besar yang mengisolasi pimpinan dari realitas kerja.
Pimpinan seringkali mengenakan "baju zirah" (armor) untuk melindungi ego mereka dari kritik atau umpan balik yang sulit. Baju zirah ini, yang melindungi dari rasa malu dan self-justification, membuat mereka buta terhadap fakta bahwa perlindungan ego tersebut berlumuran "duri" yang menjauhkan dan menyakiti orang-orang yang mereka pimpin.
Untuk memutus siklus pimpinan buruk dan menghentikan kebiasaan melukai orang lain, seorang pimpinan memiliki kewajiban etis untuk melakukan refleksi diri yang jujur. Refleksi ini dapat dimulai dengan melihat ke cermin besar dan secara jujur menanyakan pada diri sendiri:
"Baju zirah" apa yang sedang saya kenakan dan apa biaya yang saya tanggung karena memakainya?
Apa yang mungkin ditakuti orang lain untuk sampaikan kepada saya?
Apa yang akan saya lakukan secara berbeda mulai hari ini?
Dengan kesediaan melihat diri secara utuh dan menanggalkan baju zirah ego, pimpinan dapat membangun kepercayaan, mendalami hubungan dengan karyawan, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman untuk kolaborasi dan ide-ide kreatif.
Posting Komentar