Setelah lebih dari 50 tahun meneliti pernikahan, Dr. John dan Dr. Julie Gottman menemukan fakta yang mengejutkan: 69% dari semua konflik hubungan bersifat abadi (perpetual), artinya masalah tersebut tidak akan pernah terpecahkan sepenuhnya. Oleh karena itu, kunci hubungan yang sehat bukanlah menyelesaikan semua masalah, melainkan bagaimana pasangan mengelola konflik yang tidak terhindarkan tersebut.
Perang untuk Menang vs. Perjuangan untuk Memahami
Pasangan yang hubungannya gagal (disaster) memiliki pola yang sama: mereka berjuang untuk menang (artinya seseorang harus kalah). Sebaliknya, pasangan yang hubungannya berhasil (master) berjuang untuk memahami akar dari posisi pasangannya.
Pasangan yang bercerai rata-rata 6,2 tahun setelah menikah sering menunjukkan Empat Penunggang Kuda Kiamat (Four Horsemen of the Apocalypse) dalam percakapan mereka:
Kritik (Criticism): Menyatakan masalah sebagai kelemahan dalam kepribadian pasangan.
Bela Diri (Defensiveness): Reaksi normal terhadap kritik dengan menyerang balik, misalnya: "Kamu juga tidak sempurna."
Penghinaan (Contempt): Eskalasi kritik dengan nada superioritas, seperti sarkasme atau nada merendahkan.
Menghindar (Stonewalling): Menarik diri secara emosional atau mengabaikan interaksi.
Kabar baiknya, pasangan yang mengalami hal ini dapat pulih dengan mempelajari dan mempraktikkan alternatifnya.
Enam Pertanyaan untuk Memecah Kebuntuan Konflik
Ketika menghadapi konflik yang terasa buntu (gridlock), Dr. Gottman menyarankan pasangan untuk mengajukan enam pertanyaan mendalam untuk mengungkap tema, mimpi, dan sejarah latar belakang di balik posisi masing-masing:
Apakah ada etika, kepercayaan, atau nilai yang menjadi bagian dari posisi Anda mengenai masalah ini?
Apakah ada sejarah masa kecil atau latar belakang yang menjadi bagian dari posisi Anda?
Apa semua perasaan Anda tentang masalah ini?
Mengapa masalah ini sangat penting bagi Anda?
Apa mimpi ideal Anda di sini?
Apakah ada tujuan hidup atau makna mendasar yang terkait dengan posisi Anda?
Mempelajari latar belakang masa lalu pasangan sangat krusial, sebab 90% masalah hubungan berakar pada masa lalu, bukan sekadar relasi saat ini.
Pernikahan Adalah Otot yang Terus Dilatih
Mitos bahwa hubungan yang sukses harus didasarkan pada kecocokan (compatibility) adalah keliru. Karena setiap orang memiliki tubuh dan otak yang berbeda, perbedaan adalah hal yang tak terhindarkan. Inti keberhasilan adalah menjadi saling tergantung (interdependent), bukan terpisah dan independen.
Hubungan yang sehat adalah otot yang harus terus-menerus dilatih dan dikembangkan. Pasangan yang mau berlatih berbicara tentang isu-isu sulit, meski tidak selalu mencapai jawaban definitif, mendapatkan banyak latihan tentang cara membahasnya.
Untuk mengelola konflik, seseorang perlu memperlambat proses dan tetap tenang. Contohnya, menggunakan buku catatan untuk menulis setiap keluhan pasangan saat amarah memuncak dapat membantu mengurangi sikap defensif dan membuka kesadaran bahwa "Oh, itu poin yang bagus."
Posting Komentar