Sebuah terobosan di bidang teknologi kesehatan mental telah melahirkan Woebot, sebuah chatbot bertenaga Kecerdasan Buatan (AI) yang dirancang untuk mengatasi masalah akses layanan psikoterapi global. Alison Darcy, seorang psikolog peneliti klinis dan pengembang sistem ini, menjelaskan bahwa meskipun terapis manusia memberikan layanan yang luar biasa, tidak ada yang dapat mendampingi pasien selama 24 jam sehari, terutama pada saat-saat kritis seperti serangan panik pada dini hari. Kondisi ini mendasari pengembangan Woebot, yang bertindak sebagai teman bagi mereka yang berada di titik terendah, di mana menjangkau orang lain adalah hal yang paling sulit.
Woebot dirancang untuk bertemu pengguna persis di mana mereka berada. Rata-rata interaksi berlangsung singkat, sekitar 6,5 menit, dengan sebagian besar percakapan terjadi di luar jam klinik, seringkali pada dini hari. Woebot beroperasi menggunakan sistem berbasis aturan (rules-based) yang dikembangkan di bawah pengawasan psikolog klinis dan didasarkan pada pendekatan terapi yang teruji seperti Terapi Perilaku Kognitif (CBT). Desain yang aman ini memastikan Woebot tidak akan pernah memberikan saran yang dibuat-buat. Keunggulan AI juga terbukti dalam sesi role-play dan mendorong pengguna untuk lebih terbuka karena ia tidak menghakimi dan menghilangkan kekhawatiran tentang stigma sosial.
Meskipun AI sangat responsif, Woebot tidak dirancang untuk membuat pengguna ketergantungan. Sebaliknya, tujuan utamanya, mirip dengan peran seorang terapis, adalah mencapai individuasi, kemandirian, dan pertumbuhan pengguna. Woebot secara eksplisit menghindari pembangunan fitur yang meningkatkan keterlibatan pengguna dalam jangka waktu lama, yang dapat menjurus pada kecanduan. AI ini berfungsi sebagai alat, yang perannya adalah mengajukan pertanyaan yang tepat sehingga pengguna dapat mengembangkan sumber daya internal mereka sendiri. Selain itu, Woebot juga secara aktif mendorong pengguna untuk kembali berinteraksi dengan manusia di kehidupan nyata dan menggunakan fitur akuntabilitas yang sangat disukai pengguna untuk memantau janji yang telah mereka buat.
Untuk menjaga batasan dan keamanan, Woebot memiliki garis merah yang jelas: tidak akan pernah memberikan nasihat, mendiagnosis, menjual data pengguna (terutama kepada pengiklan), atau bahkan menggoda. Alison Darcy menyoroti bahwa inovasi di bidang psikoterapi konvensional belum mampu menekan angka kecemasan dan depresi, yang justru memburuk secara global. Oleh karena itu, chatbot AI seperti Woebot diposisikan sebagai alat tambahan untuk memperluas akses layanan. Peluang ke depan adalah dengan memanfaatkan hal-hal baru dan unik yang ditawarkan oleh teknologi AI, bukan sekadar mereplikasi model terapi manusia, dan memastikan bahwa teknologi selalu melayani manusia, bukan sebaliknya.
Posting Komentar