Pernahkah dosen atau gurumu meminta kalian untuk menukar tugas dengan teman sebangku, lalu saling memberi nilai dan komentar?
Mungkin banyak dari kita yang menganggap aktivitas ini—yang disebut Peer Assessment—hanya sekadar formalitas. Kadang kita memberi nilai bagus biar teman senang, atau memberi komentar ala kadarnya seperti "Sudah bagus, semangat!" hanya untuk menggugurkan kewajiban.
Tapi tunggu dulu. Sebuah studi terbaru (2025) yang melibatkan 114 mahasiswa di Hong Kong membuktikan bahwa aktivitas ini jauh lebih powerful dari yang kita kira. Ternyata, kemampuanmu dalam memberi nilai yang akurat adalah kunci utama agar tulisan menjadi lebih baik.
Mari kita bedah rahasia di balik "tukar nilai" ini.
Bukan Sekadar Angka: Pentingnya Akurasi
Studi ini menemukan bahwa ada perbedaan besar antara siswa yang menilai dengan "asal-asalan" dan siswa yang menilai dengan "akurat" (nilainya mirip dengan standar penilaian dosen).
Ternyata, ketika seorang siswa mampu memberikan skor yang akurat kepada temannya, terjadi efek domino yang positif:
Kualitas Komentar Meningkat: Siswa yang paham kenapa sebuah tugas layak dapat nilai 80 (bukan 60 atau 90), cenderung memberikan umpan balik (feedback) yang lebih detail, punya solusi, dan beragam jenisnya (pujian, kritik, saran).
Memicu Revisi: Teman yang menerima komentar berkualitas ini jadi lebih tergerak untuk melakukan revisi.
Hasil Akhir: Revisi inilah yang akhirnya membuat nilai akhir tulisan meningkat tajam.
Jadi, memberi nilai yang tepat bukan cuma soal angka, tapi tanda bahwa kamu mengerti kriteria kualitas.
Jembatan Emas Bernama "Revisi"
Salah satu temuan paling menarik dari riset ini adalah peran krusial dari Revisi.
Banyak orang mengira: Dapat kritik pedas $\rightarrow$ Tulisan jadi bagus.
Padahal faktanya: Dapat kritik pedas $\rightarrow$ Melakukan Revisi $\rightarrow$ Tulisan jadi bagus.
Studi ini menegaskan bahwa umpan balik dari teman (Peer Feedback) tidak akan berdampak langsung pada peningkatan nilai KECUALI umpan balik tersebut diterjemahkan menjadi tindakan nyata berupa revisi. Umpan balik hanyalah bahan bakar; revisi adalah mesin yang menggerakkan perubahan.
Bagaimana dengan Menilai Diri Sendiri (Self-Assessment)?
Selain menilai teman, studi ini juga menyoroti pentingnya menilai diri sendiri.
Siswa yang bisa menilai tulisannya sendiri dengan jujur dan akurat (sadar di mana letak kurangnya dibanding standar dosen) terbukti melakukan revisi yang lebih efektif. Mereka tidak buta terhadap kelemahan sendiri. Akibatnya? Nilai akhir mereka pun terdongkrak naik.
Tips Praktis untuk Kamu (Pelajar & Mahasiswa)
Berdasarkan riset ini, berikut cara agar kamu jago menulis lewat metode penilaian:
Pahami Rubrik Penilaian: Sebelum menilai tugas teman (atau diri sendiri), baca kriteria penilaian baik-baik. Jangan pakai perasaan ("Kayaknya ini bagus deh"), tapi pakai standar.
Jangan Pelit Komentar: Skor angka saja tidak cukup. Berikan alasan kenapa kamu memberi nilai tersebut. Tunjukkan bagian mana yang salah dan bagaimana cara memperbaikinya.
Revisi Itu Wajib: Saat menerima masukan dari teman, jangan cuma dibaca lalu disimpan. Lakukan perbaikan (revisi) berdasarkan masukan itu. Di situlah proses belajar yang sesungguhnya terjadi.
Jadi, lain kali jika diminta menilai tugas teman, jangan asal-asalan lagi ya! Akurasi penilaianmu adalah awal dari kesuksesan bersama.
Posting Komentar