Selama sebagian besar sejarah manusia, memahami langit malam bukanlah hanya urusan ilmuwan. Itu adalah alat yang sangat berharga untuk kelangsungan hidup kita—membantu kita membangun budaya, agama, dan masyarakat.
Jauh sebelum penemuan GPS dan jam yang presisi, manusia bergantung pada Matahari, Bulan, dan bintang untuk menavigasi dan mengatur kehidupan. Video BBC Ideas ini menyoroti bagaimana astronomi kuno adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita.
1. Langit sebagai Peta Navigasi ðŸ§
Kemampuan menavigasi sangat penting untuk menjelajah dan berdagang, dan bintang adalah kompas terbaik.
Pelaut Polinesia: Ribuan tahun yang lalu, Polinesia adalah navigator paling ulung di dunia, menjelajahi ribuan pulau kecil di Samudra Pasifik. Mereka menggunakan teknik memori yang cerdik, yaitu dengan duduk di perahu batu yang dibangun di pantai selama berhari-hari. Mereka menghafal posisi terbit dan terbenamnya bintang. Setiap rute pelayaran membutuhkan urutan bintang tertentu yang harus mereka ikuti, seperti kata sandi atau motif musik.
Pelaut Eropa: Navigasi selestial—menggunakan posisi Matahari, Bulan, dan bintang untuk menentukan lokasi yang tepat di dunia—juga sangat penting bagi pelaut Eropa untuk pelayaran jauh.
2. Langit sebagai Kalender Waktu 🗓️
Pergerakan benda-benda langit memungkinkan manusia untuk menentukan waktu terbaik untuk menanam, memanen, berburu, atau mengadakan upacara keagamaan.
Penentu Solstis (Titik Balik Matahari):
Stonehenge (Inggris): Diperkirakan Stonehenge dibangun untuk menentukan solstis musim dingin (hari terpendek dalam setahun). Monumen ini sejajar secara solstis, yang berarti matahari terbenam pada pertengahan musim dingin akan memotong monumen menjadi dua ketika dilihat dari pintu masuk timur laut.
Newgrange (Irlandia): Monumen pemakaman kuno ini sejajar secara spektakuler. Pada pagi hari sekitar solstis musim dingin, Matahari bersinar langsung melalui celah di atas ambang pintu, menyinari ruang tengah di bagian dalam. Hal ini menunjukkan keterkaitan antara leluhur, kematian, Matahari, dan pembaharuan musiman.
Penentu Hari Tertentu: Chankillo di Peru memiliki garis 13 menara yang berfungsi sebagai kalender matahari terperinci. Orang-orang dapat berkumpul dari jarak jauh untuk merayakan hari-hari tertentu dalam setahun dengan mengamati posisi Matahari yang terbit dan terbenam relatif terhadap menara-menara tersebut.
3. Langit sebagai Alat Bertahan Hidup (Emu Aboriginal) 🥚
Bagi beberapa budaya, bintang berfungsi sebagai panduan praktis untuk mencari makanan.
Suku Wajar (Aborigin Australia): Mereka tidak hanya melihat bintang-bintang cerah di Bima Sakti (Milky Way), tetapi juga area gelap yang dibentuk oleh awan debu dan gas. Mereka melihat bentuk burung Emu yang terbuat dari kegelapan di tengah Bima Sakti. Posisi Emu ini di langit menandakan waktu terbaik dalam setahun untuk mengumpulkan telur Emu.
Kesimpulan: Langit Membentuk Kita
Saat ini, dengan berkembangnya teknologi kompleks seperti GPS, sebagian besar manusia tidak lagi mengandalkan langit untuk perjalanan atau mengatur kehidupan. Namun, ketergantungan pada langit sebagai cahaya penuntun dan alat organisasi bukanlah hanya sesuatu yang kita lakukan sebelum teknologi modern tersedia.
Ketergantungan kita pada langit untuk mencari makanan, mengatur kehidupan, bersosialisasi, dan beribadah mungkin adalah yang membentuk kita menjadi seperti sekarang ini.
Sayangnya, saat ini, polusi cahaya yang meningkat secara global (antara 2% hingga 10% setiap tahun) membuat hanya sebagian kecil orang di Eropa Barat dan Amerika yang dapat melihat Bima Sakti. Polusi cahaya ini bahkan memengaruhi hewan, seperti burung migran yang membutuhkan Bintang Utara untuk menavigasi.
Posting Komentar