Perubahan iklim bukanlah sekadar bencana badai atau kebakaran hutan; peningkatan suhu saja telah menjadi pembunuh, terutama di negara-negara miskin dan berpenghasilan rendah yang tidak memiliki perlindungan seperti pendingin ruangan. Diperkirakan pada akhir abad ini (tahun 2100), enam juta orang tambahan akan meninggal hanya karena kenaikan suhu, dan semua kematian ini terjadi di negara-negara miskin atau berpenghasilan menengah.
Utang Moral Negara Kaya Sebesar 1,7 Triliun Dolar
Setiap ton karbon yang dilepaskan ke atmosfer oleh negara-negara maju (OECD) akan berdiam di sana untuk waktu yang sangat lama, memicu pemanasan global dan pada akhirnya merenggut nyawa. Dengan menggunakan nilai statistik nyawa sebesar 2 juta dolar Amerika sebagai patokan, penelitian menemukan bahwa emisi gas rumah kaca tahunan dari negara-negara OECD menimbulkan kerugian sebesar 1,7 triliun dolar (sekitar Rp27.000 triliun) pada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Ini adalah utang moral yang harus dibayar kepada warga termiskin di dunia.
Skema Pajak untuk Mendanai Keadilan Iklim
Untuk mengumpulkan dana sebesar 1,7 triliun dolar ini, perencana ekonomi mengusulkan agar uang diambil dari tempat di mana ia berada: rekening bank orang terkaya di dunia dan perusahaan multinasional terbesar yang saat ini tidak membayar pajak secara proporsional.
Dua mekanisme pajak yang diusulkan adalah:
Pajak Kekayaan Global: Pajak sebesar 3% per tahun atas kekayaan 3.000 orang terkaya di dunia dapat menghasilkan 400 miliar dolar (sekitar Rp6.400 triliun).
Pajak Minimum Korporasi: Peningkatan sedikit pada pajak minimum global untuk perusahaan multinasional, dari 15% menjadi 21%, dapat menghasilkan 300 miliar dolar (sekitar Rp4.800 triliun).
Transfer Tunai Langsung untuk Rakyat
Untuk memastikan dana tersebut benar-benar sampai ke tangan yang membutuhkan dan tidak disalahgunakan, solusinya adalah mengirimkannya langsung kepada rakyat.
Infrastruktur transfer uang tunai sudah tersedia, terutama melalui rekening mobile money di Afrika. Penelitian menunjukkan bahwa program transfer tunai digunakan dengan baik oleh masyarakat untuk membangun ketahanan, seperti mendanai atap yang lebih baik atau panel surya. Bagi negara-negara termiskin, dana kerugian iklim ini bahkan dapat digunakan untuk mendanai Pendapatan Dasar Universal (UBI), memastikan tidak ada seorang pun yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Masa depan mitigasi iklim kini berada di tangan negara-negara miskin. Untuk itu, diperlukan kesepakatan besar di mana negara-negara miskin berhak menerima kompensasi atas kerugian, dan sebagai imbalannya, mereka berkomitmen pada aksi iklim yang kuat, seperti mekanisme penetapan harga karbon.
Posting Komentar