Bagi sebagian besar orang yang tumbuh besar dengan teknologi, era awal internet, sekitar tahun 2008, dikenang sebagai sebuah "barat liar" yang penuh dengan spontanitas dan kemungkinan penemuan tak terduga. Masa itu adalah waktu di mana koneksi terjalin secara acak di dunia virtual dengan grafis yang sangat sederhana, terkadang menghasilkan pengalaman emosional yang mendalam, bahkan seperti patah hati pertama secara online.
Namun, kondisi internet saat ini telah berubah drastis menjadi lebih cepat, lebih terbatas, dan terasa lebih korporat. Platform didominasi oleh algoritma yang hanya menyuguhkan konten yang sudah pasti kita sukai, menciptakan sebuah gelembung yang membuat penemuan spontan menjadi mustahil. Akibatnya, kita terus-menerus diseret oleh "tren mikro" yang kehilangan makna (seperti berbagai istilah estetik yang silih berganti) dengan kecepatan yang luar biasa, membuat konten yang baru muncul seketika terasa usang, dan menyebabkan hilangnya kendali atas apa yang sebenarnya ingin kita lihat.
Untuk mendapatkan kembali kegembiraan dan spontanitas era internet awal, ada dua langkah sederhana yang dapat dilakukan. Solusi pertama adalah dengan memanfaatkan kembali platform yang ada. Kita dapat menggunakan grup-grup di media sosial yang spesifik pada minat tertentu (niche groups) sebagai pengganti forum-forum lama. Grup-grup ini menjadi ruang aman yang terlindungi dari sifat ramai dan menuntut dari kehidupan online utama.
Solusi kedua—dan paling mudah—adalah dengan berbicara kepada teman. Dengan bertanya tentang apa yang mereka tonton, dengarkan, atau konsumsi di feed mereka, kita secara langsung menembus filter algoritma pribadi kita. Tindakan sederhana ini dapat memperkenalkan unsur keacakan yang hilang, mengembalikan sensasi spontanitas, dan memungkinkan kita kembali merasakan kegembiraan penemuan tak terduga dalam kehidupan online.
Posting Komentar