Pendidikan sejati seharusnya menjadi jalan terbuka yang mengantarkan setiap manusia pada potensi tertingginya, bukan pagar yang membatasi dengan standar dan angka-angka belaka. Sayangnya, sistem pendidikan formal sering kali terjebak dalam obsesi untuk "memaksa lulus" tanpa memastikan anak benar-benar menjadi pintar, dalam arti mampu bertahan hidup dan menemukan peluang di zamannya. Kebijakan yang terlalu kaku dan berorientasi pada dokumen administrasi membuat lembaga pendidikan kehilangan esensinya sebagai tempat manusia bertumbuh.
Setiap anak adalah pribadi yang unik dan dibekali bakat tersembunyi yang tidak selalu terlihat sejak lahir. Tugas utama pendidik adalah menjadi katalis untuk menggali dan menyuburkan (uncover and nurture) potensi tersebut, bukan sekadar memberikan materi ajar. Ketika proses belajar hanya berfokus pada ujian, siswa merasa pelajaran yang mereka terima tidak relevan dengan kehidupan nyata. Inilah yang memicu luka batin dan kekecewaan, membuat sekolah yang seharusnya menjadi tempat tumbuh justru dirasakan sebagai penghalang.
Peran kunci dalam mewujudkan pendidikan transformatif ini berada di tangan kepala sekolah dan pimpinan lembaga. Kepala sekolah memiliki pengaruh hingga 70% terhadap kualitas siswa, meski tidak mengajar langsung di kelas. Kekuatan ini digunakan untuk memperkuat guru agar mampu menciptakan iklim kelas yang manusiawi: sabar, terbuka, dan menghargai proses. Sekolah harus dipandang sebagai Taman Potensi (Talent Garden), di mana setiap guru menyadari bahwa tindak tanduk dan tutur kata mereka sangat berpengaruh pada perkembangan psikologis anak, termasuk menghindari pemberian label seperti "anak nakal."
Kualitas sistem pendidikan tidak akan pernah melebihi kualitas gurunya. Oleh karena itu, semua pihak harus menyadari bahwa pendidikan bukanlah garis lurus yang seragam, melainkan jalan terbuka penuh kemungkinan. Kunci keberhasilan terletak pada keberanian untuk meninggalkan asumsi lama, membaca kebijakan secara kritis, dan menjadikan kesadaran penuh (mindful) sebagai landasan utama dalam mendidik. Hanya dengan berjalan bersama dengan siswa dan membuka ruang bagi mereka, pendidikan dapat mencapai tujuannya yang tertinggi: membangun peradaban manusia.
Posting Komentar