Adam Aleksic, seorang ahli bahasa dan pencipta konten, menyoroti bagaimana platform media sosial, terutama melalui algoritma dan mekanisme penyensoran, secara fundamental mengubah struktur dan penyebaran bahasa Inggris. Perubahan yang terjadi sangat cepat ini menciptakan kosakata baru, membentuk identitas, dan bahkan tanpa disadari menyebarkan ideologi ekstremis, meskipun Aleksic percaya bahwa bahasa tidak sepenuhnya "hancur" seperti yang dikhawatirkan banyak orang.
Aleksic menemukan bahwa banyak kata baru muncul karena upaya menghindari penyensoran platform. Contoh paling jelas adalah kata "unalive," yang kini digunakan secara luas oleh anak-anak sekolah sebagai eufemisme untuk "kill" karena algoritma seperti TikTok menekan atau menghapus konten yang mengandung kata tersebut. Anak-anak muda mengadopsi kata itu tanpa mengetahui sejarah sensornya, menjadikannya bagian dari kosakata sehari-hari.
Algoritma media sosial juga berfungsi sebagai akselerator penyebaran bahasa. Karena platform mendorong konten yang terbukti menghasilkan interaksi berulang, lagu atau meme yang catchy seperti "The Rizzler song" dapat menjadi viral, menyebabkan slang seperti "Rizz" menyebar dari ketidakjelasan total hingga menjadi kata tahun ini dalam waktu singkat. Aleksic mencatat popularitas sufiks "-core" (misalnya, "cottagecore") yang menciptakan estetika spesifik. Platform secara terbuka mengakui bahwa "subkultur adalah demografi baru," yang memungkinkan mereka mendorong konten dan produk yang sangat spesifik yang memenuhi identitas yang baru terbentuk ini, mendorong konsumen untuk membeli barang yang sesuai dengan gaya hidup cottagecore mereka.
Tren yang lebih mengkhawatirkan adalah bagaimana slang menyebarkan retorika ekstremis tanpa disadari. Kata-kata yang terdengar tidak berbahaya, seperti sufiks "-pilled" (misalnya, "burrito-pilled") dibentuk melalui analogi dari istilah berbahaya "blackpilled," yang terkait dengan ideologi kelompok incel. Kata-kata ini menyebar melalui konteks meme yang ironis, menghilangkan etimologi aslinya dan secara tidak sengaja menormalkan kosa kata kelompok kebencian. Aleksic juga menyoroti percepatan apropriasi budaya, di mana slang yang diciptakan oleh komunitas terpinggirkan (seperti budaya Queer atau Black) dengan cepat diambil oleh pengguna mainstream untuk kapitalisasi komedi atau kesan keren. Proses ini mencairkan makna dan pentingnya budaya asli dari kata-kata seperti "yacht" yang menjadi mainstream tanpa kesadaran etimologis oleh pengguna baru.
Meskipun menghadapi tren yang suram ini, Aleksic berpendapat bahwa kita "tidak hancur" (not cooked). Bahasa selalu berevolusi, generasi muda selalu menciptakan identitas melalui slang baru, dan manusia akan selalu menemukan cara untuk mengatasi sensor, seperti yang ditunjukkan oleh "unalive." Namun, ia menekankan pentingnya kesadaran. Kita harus sadar kapan cara kita berbicara dikondisikan oleh algoritma, kapan bahasa direkayasa untuk menjual sesuatu, dan kapan bahasa tersebut dapat digunakan untuk menyakiti orang lain. Kesadaran akan etimologi membantu kita lebih memahami diri kita sendiri di tengah arus perubahan linguistik yang masif ini.
Posting Komentar