Bukan Gula Musuhnya, Tapi Pola Makan: Tiga Kunci Sehat Ala Dokter untuk Melawan Stres

https://www.pexels.com/id-id/video/gigitan-besar-pada-sandwich-hamburger-3120243/

Tekanan hidup, termasuk rasa kesal akibat tim sepak bola kesayangan yang terus menelan kekalahan, adalah pemicu stres yang sering dialami banyak orang. Fenomena ini menjadi pintu masuk untuk membahas pentingnya mengelola kesehatan mental dan fisik di era serba cepat. Seorang praktisi kesehatan menyoroti bahwa di tengah gencarnya informasi kesehatan, masyarakat—khususnya generasi muda—perlu memahami bahwa keseimbangan hidup bergantung pada pola pikir, manajemen emosi, dan pola makan yang tepat.

Olahraga sebagai Terapi Stres Aktif

Kecerdasan emosional dan manajemen amarah (anger management) adalah kunci untuk mencegah stres merusak diri. Alih-alih membuat keputusan saat sedang berada di puncak emosi (senang atau sedih), seseorang perlu mencari cara untuk menyalurkan energi negatif.

Aktivitas fisik seperti lari, angkat beban, atau olahraga lainnya terbukti menjadi bentuk meditasi aktif. Setelah berolahraga, tubuh akan melepaskan hormon dopamin dan endorfin yang menimbulkan rasa bahagia (runner's high). Proses ini sangat efektif untuk mengelola emosi dan mengembalikan fokus. Praktisi kesehatan menganjurkan agar setiap orang, apa pun profesi atau usianya, menemukan hobi yang berfungsi sebagai pelepas stres positif, ketimbang memendam amarah yang berpotensi meledak dan merugikan diri sendiri.

Melawan Mitos Gula: Energi Cepat Bukan Musuh

Banyak orang menganggap gula sebagai musuh utama kesehatan. Padahal, masalah sebenarnya terletak pada pola makan yang tidak seimbang dengan aktivitas fisik. Gula adalah sumber energi paling cepat yang dibutuhkan oleh otak dan otot.

Konsumsi harus sebanding dengan pengeluaran energi. Jika seseorang menjalani gaya hidup pasif (magermanas gerak), maka konsumsi gula harus dikurangi. Sebaliknya, bagi atlet atau orang yang aktif secara fisik (seperti pelari jarak jauh), minuman manis justru berfungsi sebagai PWO (Pre-Workout Meal) yang menyediakan energi instan dan diperlukan agar performa tubuh tetap optimal. Seseorang harus membiasakan diri membaca label untuk membedakan gula alami dan gula tambahan, serta memastikan asupan energi harian tidak melebihi kebutuhan.

Memanfaatkan Kesadaran Kesehatan Generasi Muda

Generasi Z menunjukkan kesadaran yang tinggi terhadap kesehatan mental dan fisik. Tren positif yang dilakukan generasi ini meliputi:

  • Penggunaan gawai pintar (wearable devices) untuk memantau kualitas tidur dan detak jantung.

  • Meningkatnya minat pada aktivitas luar ruangan (outdoor activities).

  • Membatasi konsumsi alkohol dan memperhatikan asupan nutrisi.

Peningkatan kesadaran ini merupakan modal bagus. Namun, perlu diingat bahwa proses belajar harus berkelanjutan. Seseorang perlu selalu kritis terhadap informasi yang didapat dan selalu menanamkan pola pikir bahwa kesehatan dicapai melalui konsistensi dan disiplin, bukan dengan mencari jalan pintas atau menyalahkan satu jenis makanan saja.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama