Sistem kekebalan tubuh ternyata menyimpan sebuah arsip informasi yang luar biasa, berfungsi layaknya "riwayat peramban web" yang mencatat setiap pertemuan tubuh dengan ancaman, mulai dari infeksi, alergi, toksin, hingga kanker. Informasi vital yang tersimpan dalam sel-sel kekebalan memori ini diyakini menyembunyikan kunci penyembuhan berbagai penyakit kronis. Para ilmuwan kini tengah berupaya membaca arsip tersebut secara masif melalui pendekatan baru yang disebut Imunologi Forensik, sebuah metode yang bertujuan untuk menyimpulkan apa yang telah memicu suatu penyakit dari jejak yang ditinggalkan dalam sistem imun.
Pendekatan ini telah menunjukkan potensi besar dalam mengungkap penyebab penyakit yang sulit dipahami, seperti Multiple Sclerosis (MS). Penyakit autoimun yang melemahkan ini menyerang otak dan selama bertahun-tahun penyebabnya tidak diketahui. Sebuah studi besar yang melibatkan 10 juta orang menemukan bahwa virus Epstein-Barr (penyebab penyakit ciuman) meningkatkan risiko MS hingga 32 kali lipat. Hebatnya, tim peneliti kemudian berhasil menunjukkan hubungan langsung antara virus tersebut dan MS hanya dengan menganalisis cuplikan informasi yang tersimpan dalam sel imun memori, membuktikan bahwa sistem kekebalan tubuh sudah mengetahui apa yang menjadi pemicu penyakit.
Melihat keberhasilan ini, sebuah organisasi penelitian baru bernama Imprint (Forensic Immunology Focused Research Organization/FRO) didirikan untuk menerapkan kecerdasan buatan (machine learning) dan alat eksperimental demi mengidentifikasi penyebab tersembunyi penyakit kronis, terutama pada gangguan neurologis dan kejiwaan. Ada semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa banyak yang kita sebut sebagai gangguan kejiwaan, termasuk kasus-kasus skizofrenia tertentu, mungkin sebenarnya dipicu oleh penyakit autoimun. Bahkan, vaksin herpes zoster (cacar ular) diduga dapat mencegah demensia, dan fenomena long COVID turut menunjukkan kaitan erat antara kekebalan tubuh dengan gangguan kejiwaan yang baru muncul.
Saat ini, kita sedang berada di tengah revolusi imunoterapi yang telah mengubah kanker—beberapa kasus yang sebelumnya memiliki tingkat kematian 90% kini memiliki tingkat kesembuhan 90%. Visi dari Imunologi Forensik adalah memperluas revolusi ini ke penyakit kronis lain seperti diabetes, autoimunitas, depresi, dan demensia. Dengan mempelajari apa yang sudah diketahui oleh sistem kekebalan tubuh kita, para ilmuwan berharap dalam waktu sekitar 15 tahun ke depan, mereka bisa menghilangkan aspek 'kronis' dari penyakit kronis tersebut.
Posting Komentar