Sutradara dan pencerita inovatif, Jason Zada, menunjukkan bagaimana teknologi kecerdasan buatan (Generative AI) telah merevolusi proses pembuatan film, mengubah ide kreatif menjadi visual sinematik dalam hitungan hari. Zada, yang dikenal karena karyanya yang memanfaatkan personalisasi dan teknologi interaktif—seperti film horor deepfake "Take This Lollipop"—kini beralih ke ranah prompting AI untuk menciptakan cerita.
Zada menjelaskan bahwa pada dasarnya, setiap arahan di lokasi syuting adalah serangkaian teks atau prompt. Visi yang ada di otaknya dikomunikasikan kepada kepala departemen—seperti juru casting atau penata busana—dalam bentuk kata-kata. Dengan AI generatif, ia melakukan hal yang sama: memasukkan serangkaian prompt teks untuk menciptakan karakter, kostum, dan lokasi tanpa batas. Misalnya, prompt teks dapat menghasilkan karakter Mandingo, atau mendeskripsikan lokasi "restoran besar di Pecinan" atau "dojo di atas atap," yang semuanya terwujud sebagai visual sinematik.
Proyek Film Tiga Hari: "Submerged"
Untuk mendemonstrasikan kekuatan alat baru ini, Zada mengajak penonton TED untuk berkolaborasi secara kolektif. Penonton diminta memilih elemen dasar film pendek:
Genre: Fiksi Ilmiah (Sci-fi)
Karakter: Berang-berang (Beaver)
Lokasi: Bawah Air (Underwater)
Objek Utama: Kaus Kaki Ajaib (Magic Sock)
Dalam waktu kurang dari tiga hari, tim Zada berhasil membuat film pendek berjudul "Submerged" yang menggabungkan elemen-elemen absurd ini. Zada mengakui bahwa ia tidak akan pernah memikirkan kombinasi elemen tersebut sendirian, namun batasan dan tenggat waktu yang ketat justru memaksanya untuk berfokus pada fondasi utama: cerita yang kuat. Film ini menjadi bukti nyata bahwa AI tidak menggantikan pencerita (storytellers), melainkan memberikan mereka "kekuatan super" untuk mewujudkan dunia cerita yang masif hanya dalam hitungan hari.
Proyek ini menunjukkan bahwa biaya produksi yang tadinya membutuhkan jutaan dolar dan berbulan-bulan, kini dapat diatasi dengan kreativitas prompt dan efisiensi waktu yang luar biasa. Zada mendorong setiap orang untuk bermimpi lebih besar dalam bercerita, karena dengan AI, hambatan teknis untuk mewujudkan visual sinematik telah berkurang drastis.
Posting Komentar