Alam semesta kita adalah sebuah kumpulan misteri yang luas. Semakin banyak pengetahuan yang ditemukan, semakin besar pula realitas yang terungkap bahwa masih banyak hal mendasar yang belum kita ketahui. Para fisikawan dan kosmolog terus berupaya menjawab lima pertanyaan besar yang dapat mengubah pemikiran kosmik kita secara keseluruhan.
Salah satu misteri terpenting adalah apakah alam semesta kita unik. Ada kemungkinan bahwa, sama seperti alam semesta kita diciptakan, banyak alam semesta lain juga terbentuk, sebuah konsep yang disebut Multiverse. Jika ini benar, maka kita hidup bukan dalam satu alam semesta, melainkan dalam koleksi besar "alam semesta pulau", yang masing-masing mungkin memiliki hukum fisika dan keanehan tersendiri—misalnya, sebuah alam semesta di mana gravitasi seratus kali lebih kuat dari yang kita rasakan. Pembuktian keberadaan Multiverse akan menjadi revolusi intelektual sejati. Misteri besar kedua terletak pada sisi gelap alam semesta. Materi gelap dan energi gelap menyusun tidak kurang dari 96% dari total kandungan alam semesta. Hal-hal yang kita kenal dan lihat—Anda, Bumi, Matahari, bintang, dan galaksi—hanyalah 4% sisa, hanya "lapisan gula pada kue". Materi gelap diyakini terdiri dari partikel fundamental eksotis yang muncul sesaat setelah peristiwa Dentuman Besar (Big Bang). Meskipun terdapat bukti kuat yang menunjukkan keberadaannya, partikel fundamental ini masih menjadi buronan yang belum terdeteksi.
Para ilmuwan juga merenungkan keberadaan Lubang Putih (White Holes), yang secara hipotetis merupakan kebalikan dari Lubang Hitam. Sementara Lubang Hitam melahap segala sesuatu, Lubang Putih secara teoretis "memuntahkan" segalanya, di mana tidak ada yang dapat masuk. Objek-objek hipotetis ini, jika benar-benar ada, berpotensi bertindak sebagai terowongan yang menghubungkan ke alam semesta lain atau bahkan ke periode waktu yang berbeda dalam alam semesta kita sendiri.
Dari perspektif kosmologi, segala sesuatu yang terlihat di alam semesta diperkirakan bermula dari entitas sub-mikroskopis yang dikenal sebagai fluktuasi kuantum. Ketika alam semesta baru lahir dan mengembang sangat cepat dalam periode yang disebut inflasi kosmik, fluktuasi kuantum ini diregangkan. Peregangan tersebut "menanamkan" riak-riak kecil yang menjadi cikal bakal galaksi, gugusan galaksi, planet, dan manusia. Meskipun sulit dipercaya bahwa entitas sekecil itu bisa tumbuh menjadi Bima Sakti, inilah model standar pembentukan struktur kosmik saat ini.
Terakhir, waktu adalah konsep relatif yang terus memikat fisikawan dan semua orang. Waktu melambat jika seseorang bergerak semakin cepat, dan berhenti pada kecepatan cahaya. Menariknya, persamaan fisika tidak membedakan arah waktu—ia bisa bergerak maju atau mundur. Berdasarkan hal ini, muncul keyakinan bahwa perjalanan ke masa lalu secara prinsip memungkinkan, selama tindakan itu tidak menimbulkan inkonsistensi apa pun dengan masa depan. Setiap kali sebuah misteri dipecahkan, ia selalu membawa kepada misteri yang lebih besar, dan di luar kelima misteri ini, masih ada pertanyaan abadi yang menjadi misteri terbesar: Apakah kita sendirian di alam semesta?
Posting Komentar