Jasmine Crowe-Houston, pendiri Goodr, membagikan kisahnya mengenai bagaimana kekecewaan terhadap sistem amal tradisional mengarahkannya pada solusi inovatif berbasis teknologi untuk mengatasi dua masalah besar: kelaparan dan limbah makanan. Perjalanan ini dimulai saat ia menjalankan restoran pop-up untuk tunawisma di Atlanta. Kejadian viral mengenai restorannya membuat orang bertanya siapa yang mendonasikan makanan, dan jawaban jujur bahwa ia membelinya sendiri mendorongnya untuk mencari donasi. Alih-alih mendapatkan daftar donor, ia menemukan laporan yang mengejutkan tentang limbah makanan, yang membuatnya bertekad untuk menciptakan sistem yang lebih bermartabat dan efisien.
Berdasarkan data, sekitar 40 persen makanan di dunia terbuang. Crowe-Houston menyebutnya sebagai masalah logistik, bukan kelangkaan. Jika limbah makanan adalah sebuah negara, volumenya akan menjadikannya negara terbesar ketiga di dunia. Di Amerika Serikat, masalah ini diperburuk oleh keengganan perusahaan untuk mengubah kebiasaan lama membuang makanan, seringkali karena ketakutan akan tuntutan hukum, meskipun sudah ada undang-undang yang melindungi donasi makanan.
Goodr hadir dengan model bisnis dua sisi untuk menyelesaikan masalah ini. Di satu sisi, perusahaan membantu bisnis menjaga makanan yang layak dimakan agar tidak berakhir di tempat pembuangan sampah dengan mendistribusikannya kepada mereka yang membutuhkan, seperti penampungan, sekolah, dan pusat komunitas. Goodr juga memberikan data berharga kepada klien mengenai jumlah makanan yang diselamatkan, jejak karbon yang dihindari, dan faktur potongan pajak. Di sisi lain, Goodr berfokus pada solusi kelaparan yang berkelanjutan, termasuk membangun puluhan toko grosir gratis di dalam sekolah-sekolah di seluruh negeri dan menyediakan pengiriman makanan ke rumah siswa selama pandemi.
Sistem operasional Goodr berjalan mulus berkat aplikasi yang mengintegrasikan logistik. Klien korporat menggunakan aplikasi tersebut untuk mencatat item makanan yang berlebih, dan Goodr menggunakan ekonomi berbagi (shared economy) dengan memanfaatkan pengemudi yang sudah ada untuk mengambil dan mengantarkan makanan. Seluruh proses ini dicatat secara digital. Setelah organisasi nirlaba penerima menandatangani tanda terima, klien Goodr secara otomatis menerima faktur donasi dan potongan pajak, yang menawarkan nilai jauh lebih besar dibandingkan biaya pembuangan sampah tradisional. Goodr memilih menjadi Public Benefit Corporation (B Corp) karena menyadari bahwa perusahaan besar sudah membayar untuk membuang limbah. Dengan demikian, Goodr menawarkan pengeluaran yang lebih baik dengan hasil yang lebih besar, memenuhi prinsip tiga dasar: manusia (people), planet, dan keuntungan (profit).
Posting Komentar