Generasi muda saat ini tumbuh dengan kesadaran yang mendalam mengenai perubahan iklim, sebuah realitas yang mereka anggap sebagai semacam "parasit" karena ia terus membesar sementara alam lainnya mulai mati. Bagi banyak dari mereka, tidak ada masa di mana mereka tidak mengetahui apa itu krisis iklim. Kontras dengan generasi yang lebih tua yang mungkin baru 'terbangun' untuk menyadari isu ini, anak-anak dan remaja telah hidup berdampingan dengan pengetahuan bahwa spesies, seperti beruang kutub, mungkin akan punah. Mereka merasa bahwa lingkungan adalah sesuatu yang sangat istimewa, dan jika dihancurkan, tidak ada tempat lain untuk dituju.
Kesadaran ini membawa dampak emosional yang signifikan. Tiga perempat atau lebih dari anak-anak dan remaja yang disurvei menyatakan bahwa mereka merasa masa depan itu menakutkan. Mereka merasa marah, frustrasi, dan lelah melihat masalah yang begitu jelas diketahui oleh semua orang, namun minim tindakan nyata. Sebanyak delapan dari sepuluh anak merasa bahwa orang dewasa telah gagal merawat planet ini. Mereka menuntut orang-orang yang lebih tua dan yang berkuasa untuk bertanggung jawab atas kelambanan yang ada.
Salah satu hal terburuk yang dapat dilakukan orang dewasa, menurut mereka, adalah melimpahkan beban tanggung jawab. Gagasan bahwa "generasi Anda akan memperbaikinya" adalah hal yang sangat tidak adil. Anak-anak menegaskan bahwa mengatasi krisis iklim adalah tanggung jawab kolektif. Memaksakan tugas untuk memperbaiki masalah yang disebabkan oleh generasi sebelumnya dapat membuat mereka merasa semakin tertekan.
Hal yang paling mengkhawatirkan adalah ketika mereka berusaha menyampaikan kekhawatiran ini, hampir setengahnya (48%) merasa diabaikan atau diremehkan, bahkan di lingkungan seperti sekolah. Mereka merasa frustrasi karena meskipun telah berpikir dan mencoba mengedukasi diri sendiri tentang isu ini, suara mereka tidak didengarkan atau dihormati. Mereka ingin orang dewasa memahami bahwa mereka memiliki hal yang berarti untuk dikatakan dan sedang berjuang untuk membuat perubahan.
Oleh karena itu, saran utama dari generasi muda kepada orang dewasa, guru, atau orang tua sangat jelas: jangan menunda atau mengabaikan pembicaraan tentang iklim. Diskusikan secara teratur dan terbuka. Penting juga bagi orang dewasa untuk berani mengakui bahwa mereka tidak memiliki semua jawaban. Daripada membebankan solusi, pendekatan terbaik adalah dengan berkata, "Mari kita cari tahu bersama-sama," menjadikan upaya perbaikan iklim sebagai proses pembelajaran dan tindakan bersama.
Posting Komentar