Kehidupan keluarga modern yang padat sering kali berubah menjadi kekacauan logistik yang melelahkan. Hal ini dialami Avni Patel Thompson, seorang ilmuwan, desainer produk, sekaligus pendiri perusahaan teknologi, yang menemukan bahwa otaknya telah menjadi "komputer" utama yang menjalankan urusan rumah tangga, yang pada akhirnya mempersulit kolaborasi. Thompson menyadari perlunya solusi otomatis untuk mengatasi friksi harian, yang kemudian mendorongnya untuk menciptakan Milo, asisten AI pertama yang dirancang khusus untuk orang tua.
Upaya awalnya menggunakan perangkat lunak tradisional untuk mengelola detail keluarga menemui kegagalan, terutama karena ketidakmampuannya menangani informasi yang ambigu atau tidak lengkap—seperti alergi mendadak pada makanan berbentuk persegi. Namun, munculnya Model Bahasa Besar (Large Language Models) mengubah segalanya. AI seperti Milo dapat memproses informasi implisit dari undangan ulang tahun, surat edaran sekolah, atau daftar belanjaan, tidak hanya mencatatnya di kalender tetapi juga mengingatkan untuk membeli hadiah atau memeriksa konflik jadwal. Milo berfungsi sebagai rekan yang mengambil alih bagian administratif dan repetitif dari kehidupan keluarga.
Setelah berhasil meringankan beban logistik, Thompson mulai tergoda untuk membuat AI melakukan lebih banyak lagi, seperti mengoordinasikan janji bermain atau menyelesaikan perselisihan antar anak. Namun, sebuah momen kesadaran datang ketika putrinya menunjukkan karya seni dari tanah liat. Ia menyadari bahwa untuk menyatukan dua bagian tanah liat, kedua sisi harus dikikis agar memiliki pegangan, yang disebut sebagai gesekan produktif (productive friction). Thompson menyimpulkan bahwa tidak semua friksi itu buruk; interaksi yang bermakna sering kali tersembunyi sebagai inefisiensi.
Alih-alih membangun "benteng" pelindung yang sempurna dan kedap dari segala interaksi, Thompson memutuskan untuk menciptakan benteng yang permeabel (permeable). AI bertugas melindungi dari beban yang tidak produktif, tetapi membiarkan interaksi yang lebih rumit dan bermakna masuk untuk ditangani secara pribadi. Misalnya, Milo dapat menyaring surat edaran sekolah yang panjang, tetapi meninggalkan catatan guru tentang perkembangan tulisan kreatif putrinya, sebuah detail yang harus ia tangani sendiri. Thompson menegaskan bahwa peran paling radikal AI adalah bukan melakukan hal-hal lebih cepat, tetapi memaksa manusia untuk memilih apa yang paling bermakna dan memberikan ruang bagi kita untuk melakukannya sendiri, merayakan bahwa kita semua adalah manusia yang "tidak sempurna dan merepotkan secara indah."
Posting Komentar